Jumat, 09 Desember 2022

2.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 2.3


 Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Sedangkan Whitmore (2003) mendefinisikan coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut, International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai“…bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.” 

Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat  yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coachingTut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses coaching dengan memberdayakan (andayani/handayani) semua kekuatan diri pada murid. Sebagai seorang Guru (pendidik/pamong) dengan semangat Tut Wuri Handayani, maka perlulah kita menghayati dan memaknai cara berpikir atau paradigma berpikir Ki Hajar Dewantara sebelum melakukan pendampingan dengan pendekatan coaching sebagai salah pendekatan komunikasi dengan semangat among (menuntun).  Dalam relasi guru dengan guru, seorang coach juga dapat membantu seorang coachee untuk menemukan kekuatan dirinya dalam pembelajaran. Pendekatan komunikasi dengan proses coaching merupakan sebuah dialog antara seorang coach dan coachee yang terjadi secara emansipatif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan. Oleh sebab itu, empat (4) cara berpikir ini dapat melatih guru (coach/pamong) dalam menciptakan semangat Tut Wuri Handayani dalam setiap perjumpaan pada setiap proses komunikasi dan pembelajaran.

Guru sebagai seorang coach memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kenyamanan bagi murid melalui keterampilan berkomunikasi dengan baik sehingga bisa menumbuhkan rasa empati, saling menyayangi, menghormati dan menghargai antara guru dan murid. 

Peran saya  sebagai coach di sekolah, kaitannya dengan pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional antara lain:

1.      Guru sebagai pendidik perlu memilik ketrampilan coaching sehingga dapat memaksimalkan potensi murid dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik.

2.      Dalam proses coaching murid diberi kebebasan, namun pendidik sebagai pamong memberikan tuntunan dan arahan agar murid lebih terarah.

3.       Melalui proses coaching ini guru bisa membantu murid untuk mencapau tujuannya yaitu merdeka dalam pembelajaran.

Keterikaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin  pembelajaran, sebagai upaya untuk mencapai tujuan salah satu proses menuntun tersebut dapat dilakukan dengan cara coaching. Dalam proses coaching seorang guru berperan sebagai coach yang dapat menuntun murid sebagai coachee dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk menggali segala potensi dan kemampuan yang dimiliki murid dengan tujuan menuntun dan mengarahkan untuk mencari solusi bagi masalah mereka sendiri.

Coaching dalam konteks pendidikan memiliki peran:

1.      Coaching sebagai salah satu proses untuk menuntun belajar murid mencapai kekuatan kodratnya.

2.      Sebagai seorang pamong gurudapat memberikan tuntunan melalui pertanyaan-pertanyaan reflrktif tang efektif agar

Guru sebagai seorang coach memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kenyamanan bagi murid melalui keterampilan berkomunikasi dengan baik sehingga bisa menumbuhkan rasa empati, saling menyayangi, menghormati dan menghargai antara guru dan murid. 

Peran guru sebagai coach di sekolah, kaitannya dengan pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional antara lain:

1.      Guru sebagai pendidik perlu memilik ketrampilan coaching sehingga dapat memaksimalkan potensi murid dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik.

2.      Dalam proses coaching murid diberi kebebasan, namun pendidik sebagai pamong memberikan tuntunan dan arahan agar murid lebih terarah.

3.       Melalui proses coaching ini guru bisa membantu murid untuk mencapau tujuannya yaitu merdeka dalam pembelajaran.

Dengan kemampuan dan keterampilan bertanya dari seorang coach dapat menumbuhkan/menstimulus kesadaran bagi murid untuk mengenali segala potensi/kekuatan srta kemampuan yang dimilikinya sehingga murid tersebut menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Dalam proses coaching ini, peran  guru dan murid adalah sebagai  mitra dalam peoses pembelajaran. 

Belajar bersama mengenali kekuatan yang dimiliki untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan murid. Ibarat menemukan sebongkah intan, bagaimanakah upaya-upaya untuk menggosoknya supaya intan tersebut dapat bersinar dengan cemerlang. Untuk itu upaya guru akan sangat membantu murid bisa bersinar, menemukan kekuatan untuk bisa hidup sebagai manusia seutuhnya.

Salah satu cara untuk meningkatkan potensi dan kemampuan murid adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional( PSE), pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran yang dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan minat, profil dan kesiapan belajar. 

Guru sebagai coach akan selalu berupaya untuk menggali kebutuhan belajar murid dengan mendesain bagaimana agar proses pembelajaran mampu untuk memaksimalkan segala potensi yang dimiliki oleh murid-muridnya. Selain itu juga, secara social emosional segala potensi murid dapat berkembang secara baik. 

Aspek berkmunikasi untuk mendukung praktik coaching yaitu: 

1) Komunikasi assertif, 

2) Pendengar yang aktif, 

3) Bertanya reflektif, dan

4) Umpan balik positif. 

Dalam proses coaching ini ada satu model yang biasa digunakan oleh seorang coach yaitu model TIRTA yang meliputi langkah-langkah:

Refleksi terhadap proses coaching di sekolah:

1.       Melalui proses coaching sebagai seorang guru saya dapat membantu murid untuk menuntun segala kekuatan kodratnya yang ada pada dirinya.

2.       Melalui proses coaching sebagai seorang guru saya dapat membantu murid untuk mampu hidup sebagai individu dan bagian masyarakat yang mampu menggali dan memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.

3.       Melalui proses coaching sebagai seorang guru saya dapat menuntun murid untuk memperoleh kemerdekaan belajar di sekolah.



Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Kep. Anambas Tahun 2022.

SDN 003 Bukit Padi 

by. Edwin Kurniadi, S.Pd., Gr.

Rabu, 30 November 2022

2.3.a.4.5. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep

 



pembelajaran tentang adalah coaching untuk supervisi akademik memberikan pengalaman yang berharga dalam hal peningkatan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran, khususnya kompetensi dalam memimpin refleksi dan perbaikan kualitas proses belajar yang berpusat pada murid.  Seorang guru harus membiasakan melakukan refleksi terkait perbaikan kualitas praktik pembelajaran. Selain itu, guru harus memandu rekan sesama guru untuk bersama menganalisis data hasil pembelajaran, merencanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis untuk meningkatkan pembelajaran, dan melakukan refleksi berdasarkan umpan balik dari murid untuk perbaikan kualitas praktik pembelajaran. Refleksi dari kepala sekolah juga perlu dilakukan untuk perbaikan kualitas praktik pembelajaran.  Bahan yang dapat dijadikan refleksi adalah berupa hasil supervisi dari kepala sekolah atau guru pamong.  Saat melakukan supervisi sesama guru, guru membutuhkan keterampilan dalam mengelola pelaksanaan supervisi supaya tujuan tercapai.



Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Kep. Anambas Tahun 2022.

SDN 003 Bukit Padi 

by. Edwin Kurniadi, S.Pd., Gr.




Selasa, 29 November 2022

Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.3

 


Kali ini saya akan coba merefleksi pembelajaran dan aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan di Learning Management System (LMS). Kegiatan dimulai dari modul 2.3.a.3 

1. Facts (Peristiwa)

Di minggu ini ada beberapa aktivitas pembelajaran yaitu diawali mulai dari 2.3.a.3 mulai dari diri diana saya membuat blog yang berisikan jawaban dari pertanyaan pemantik yang diberikan untuk merefleksikan diri saya tentang supervise di sekolah saya, kemudian masuk ke eksplorasi konsep, modul 2,3,a,4,1 yang membahas tentang coaching, perbedaan antara metode pengembangan diri coaching, mentoring, konseling, fasilitasi dan training, konsep coaching secara umum, bagaimana coaching dilakukan dalam konteks pendidikan, paradigma coaching dilihat dari system Among yang merupakan konsep dari Ki Hajar Dewantara, selanjutnya masuk ke modul 2.3.a.4.2 tentang eksplorasi paradigma berpikir coaching dan prinsip-prinsip coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi, juga mengaitkan antara paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching dengan supervise akademik, selain itu disana juga dijabarkan perbedaan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat, dibantu dengan video percakapan coaching yang membantu saya memahami tentang bagaimana seharusnya menjadi seorang coach yang baik. Selanjutnya di modul 2.3.a.4.3 di Bahas tentang kompetensi inti coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching , disini dipelajari alur coaching mulai dari Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab yang diakronimkan menjadi TIRTA, diharapkan akan seperti air yang mana komunikasi bisa mengalir, disini juga dibahas tentang inti coaching yaitu presence kehadiran penuh yang terlihat pada coach, dengan memberikan perhatian penuh akan apa yang disampaikan oleh coachee, menjadi seorang pendengar aktif dengan sesekali memberikan tanggapan atas apa yang sedang dibicarakan oleh coachee, dan dibahas tentang keterampilan membuat pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching, selain itu, modul ini juga membahas tentang jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana aksi, coaching untuk melakukan refleksi, coaching untuk memecahkan masalah dan coaching melakukan kalibrasi, selanjutnya di forum diskusi eksplorasi kami saling melakukan pemantapanpemahaman dengan berdiskusi antar CGP. Pada modul 2.3.a.5 yaitu ruang kolaborasi saya  benar-benar memberikan pengalaman coaching secara nyata dengan teman sesama CGP, dan hasil percakapan divideokan dan diunggah sebagai salah satu tagihan dari LMS, kemudian pada modul 2.3.a.6 demonstrasi kontekstual, kami dikelompokkan dengan beranggotakan 3 orang , kami membuat video percakapan dengan 1 CGP menjadi observer, 1 CGP lain menjadi coach, dan 1 CGP lainnya menjadi Coachee, kami melakukan secara bergiliran, kegiatan ini menambah pemahaman kami tentang bagaimana seharusnya menjadi observer, apa yang perlu diperhatikan pada saat pra observasi, saat observasi dan pasca observasi. Selanjutnya saya belajar modul 2.3.a.7 yaitu elaborasi pemahaman bersama Ibu Mulida membahas tentang coaching dan supervisi akademik lebih dalam lagi. Dan kemudian saya membuat koneksi antar materi modul 2.3, dengan memberikan refleksi saya denga napa yang saya dapati dan bagaimana denganrencana dan Langkah ke depannya yang akan saya lakukan, selanjutnya yaitu membuat rancangan aksi nyata yang berkaitan dengan supervise akademik yang dilakukan dengan teman sejawat, 

2. Feelings (Perasaan)

Saya antusias dan sangat semangat mengikuti aktivitas pembelajaran tentang coaching ini. Pada modul 2.3. ini, Saya menjadi begitu penasaran di awalnya bagaimana menjadi coach yang baik, dan kemudian merasa senang sekali karena semuanya terjawab di modul ini ditambah dengan beberapa praktik langsung bersama para CGP membuat pemahaman baik tentang modul 2. Dari hasil praktik saya merasa masih banyak kekurangan sehingga merasa bersemangat untuk belajar lagi dan berusaha memahami tentang coaching, bagaimana membuat pertanyaan berbobot, dan bagaimana bersikap sebagai coach yang baik.

3. Findings (Pembelajaran)

Informasi, pengetahuan dan pengalaman baru pada modul 2.3. memberi saya banyak pengetahuan dan pembelajaran yang banyak tentang bagaimana menjadi coaching yang baik dan bagaimana melakukan supervise akademik yang baik yang dapat membantu pengembangan diri rekan sejawat, ada fase ini saya diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di Modul 2:yang pernah saya dapati mulai dari konsep Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pembelajaran, tentang peran dan nilai guru penggerak, tentang pembelajaran berdiferensiasi yang berkaitan juga dengan Pembelajaran Sosial dan Emosional yang semuanya berkaitan dengan coaching dan supervise akademik, di modul ini juga saya mencoba merancang sebuah aksi nyata supervisi akademik terhadap rekan sejawat, untuk membantunya mengembangkan kemampuan diri rekan sejawat.

4. Future (Penerapan)

Sebagai seorang guru, saya tentunya sering menjumpai banyak permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan mungkin rekan sejawat. permasalahan tersebut seringkali menjadi salah satu penghambat kemajuan seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan mereka bisa saja tidak sadar akan kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki untuk menyelesaikan permasalahannya. Oleh karena itu, coaching sangat perlu dilakukan untuk bisa membantu mengatasi permasalahan tersebut. Selanjutnya saya berharap praktik baik ini bisa dilakukan juga oleh rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi coach yang baik bagi muridnya dan orang lain.



Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Kep. Anambas Tahun 2022.

SDN 003 Bukit Padi 

by. Edwin Kurniadi, S.Pd., Gr.

2.3.a.7. Elaborasi Pemahaman




1.    Apa saja yang harus dilakukan dalam pendekatan supervisi akademik?

2.    Apa 3 tindakan konkret dalam menerapkan paradigma berpikir dan prinsip Coaching?



Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Kep. Anambas Tahun 2022.

SDN 003 Bukit Padi 

by. Edwin Kurniadi, S.Pd., Gr.

 

2.3.a.4.3.Eksplorasi Konsep Modul 2.3

  


1.      Apa yang biasanya menyebabkan hilangnya focus ? Stres atau kecemasan akan mengganggu konsentrasi Anda dan juga dapat menyebabkan kehilangan fokus. Dalam pekerjaan, ada banyak sekali hal yang bisa membuat kita kehilangan fokus, misalnya penggunaan berlebihan media sosial dan gawai.

2.    Apa yang dilakukan untuk mengembalikan focus

    Istirahat yang Cukup. Pusatkan Pikiran. Makan Sehat. Rutin Berolahraga. Minuman                    Berkafein. Beristirahatlah Sejenak.  Latih Otak. Luangkan Waktu Berada di Alam.

 

Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Kep. Anambas Tahun 2022.

SDN 003 Bukit Padi 

by. Edwin Kurniadi, S.Pd., Gr.

 

Forum Komunikasi Fasilitator dan Peserta Modul 2.3


Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Kep. Anambas Tahun 2022.

SDN 003 Bukit Padi 

by. Edwin Kurniadi, S.Pd., Gr.

 

Senin, 28 November 2022

Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1

 

1. Facts (Peristiwa)

 Setelah pembelajaran modul 2.1 ini saya akhirnya mampu mengetahui kebutuhan belajar murid, menyimpulkan apa yang dimaksud pembelajaran berdiferensiasi, menganalisis penerapan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Serta mampu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat pembelajaran  berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar murid."

2. Future (Penerapan)

Saya akhirnya memahami bahwa Pentingnya Pembelajaran berdiferensiasi yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam. Penting sekali untuk memahami kebutuhan belajar murid Dari aspek kesiapan belajar murid, minat belajar murid dan profil belajar murid. Selain itu sangat penting sekali untuk menerapkan strategi pembelajaran diferensiasi konten, proses dan produk"

3. Feelings (Perasaan)

Perasaan saya setelah melakukan Pembelajaran modul 2.1 ini adalah Saya tertarik untuk menerapkan pembelajaran Berdiferensiasi ini disekolah saya. Saya juga merasa Optimis pembelajaran berdiferensiasi ini akan dapat Memenuhi kebutuhan belajar murid-murid saya yang beragam sehingga dapat meningkatkan motivasi dan juga pemahaman murid-murid saya dalam belajar"

4. Findings (Pembelajaran)

Setelah melakukan pembelajaran modul 2.1 ini, target saya berikutnya adalah : membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Yang memuat pembelajaran berdiferensiasi yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid-murid saya. Dan mengimplementasikan nya di kelas saya. Memperkaya ide-ide kreatif dalam menyampaikan konten materi yang dapat mengakomodir setiap kebutuhan murid yang beragam dari aspek minat dan gaya belajarnya"

 

Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Kep. Anambas Tahun 2022.

SDN 003 Bukit Padi 

by. Edwin Kurniadi, S.Pd., Gr. 

 

2.3.a.3. mulai dari diri - modul 2.3



pertanyaan-pertanyaan reflektif sesi mulai dari diri:

1.      Selama menjadi guru, tentunya pembelajaran Anda pernah diobservasi atau disupervisi oleh kepala sekolah Anda. Bagaimana perasaan Anda ketika diobservasi?

2.      Ceritakan pengalaman Anda saat observasi dan pasca kegiatan observasi tersebut.

3.      Menurut Anda, bagaimanakah proses supervisi akademik yang ideal yang dapat membantu diri Anda berkembang sebagai seorang pendidik?

4.      Menurut Anda, jika Anda saat ini menjadi seorang kepala sekolah yang perlu melakukan supervisi, dimana posisi Anda sehubungan dengan gambaran ideal di atas dari skala 1 s/d 10? Situasi belum ideal 1 dan situasi ideal 10.

5.      Aspek apa saja yang Anda butuhkan untuk dapat mencapai situasi ideal itu?

Setelah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan reflektif, tuliskan harapan Anda terkait modul ini :

1.      Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini?

2.      Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?


Jawaban

1.       Selama menjadi guru tentu nya saya pernah diobservasi atau di supervisi oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah. Ada 2 hal yang di supervisi yaitu administrasi pembelajaran dan proses pembelajaran.Perasaan saya selama proses supervisi berlangsung yaitu grogi, cemas dan khawatir karena merasa belum bekerja secara maksimal baik dalam menyusun administrasi dan pembelajaran. Saya berfikir bahwa masih mempunyai banyak kekurangan sehingga takut mengecewakan ketika pelaksanaan supervisi.

2.       Pengalaman saat observasi.

Pengalaman pertama saat observasi saya merasa gugup. Perasaan tersebut hadir dalam pikiran saya karena belum maksimal dalam menjalankan tugas sebagai guru baik ketika menyusun administrasi pembelajaran maupun dalam proses pembelajaran.

Pengalaman pasca observasi.

Saya mendapat banyak masukan yang positif dari kepala sekolah maupun pengawas sekolah masukkan tersebut saya jadikan sebagai bahan evaluasi untuk diri saya sebagai guru mapel pjok khusus nya.

3.      Hendaknya seorang supervisi menjadi teladan sehingga dapat menjadi relasi bagi pendidikan. Supervisi hendaknya menyampaikan dengan jujur keadaan yang sebenarnya yang ditemukan dalam proses supervisi kepala pendidik. Sebagai seorang pendidik yang di supervisi hendaknya menerima dengan senang hati masuk dan tanggapan yang diberikan. Sebagai bahan perbaikan di masa datang.

4.       Jika saat ini saya menjadi kepala sekolah yang perlu saya lakukan supervisi, posisi ideal sesuai gambaran tersebut yaitu saat ini apabila saya melakukan supervisi mungkin sudah bisa sesuai dengan kemampuan yay bisa saya lakukan. Akan tetapi untuk mengukur potensi yang saya miliki, saya tidak dapat menentukan beberapa skala kualitas yang ada pada diri. Hal ini karena masih membutuhkan proses belajar tentang supervisi dan membutuhkan banyak pengalaman untuk mencapai ideal tersebut.

 

5.       Pemahaman.

Saya harus memahami materi materi yang berhubungan dengan supervisi.

 Referensi.

Saya membutuhkan contoh atau teladan yang bisa dijadikan panutan sebagai seorang supervisi.

 Pengalaman.

Pengalaman yang diperoleh melalui praktik supervisi di lapangan dapat dijadikan sebagai bahan refleksi untuk memperbaiki proses supervisi di masa mendatang

 

1.       Setelah mempelajari modul. 2.3 Tentang coaching supervisi akademik, saya berharap mampu memahami seluruh materi yang ada dalam modul ini sehingga dapat saya terapkan dalam praktik baik di lingkungan sekolah.

 

2.       Kegiatan yang saya harapkan ada dalam modul ini yaitu. Adanya kolaborasi dalam praktik baik tentang coaching supervisi akademik bersama fasilitator, pengajar praktik, instruktur dan bersama rekan rekan CGP lain nya.

Materi yang saya harapkan yaitu materi yang sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran modul ini.

Manfaat yaitu saya mampu menguasai seluruh materi yang ada dalam modul ini. Sehingga saya dapat menerapkan dengan baik di instansi tempat saya bekerja.

 

Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Kep. Anambas Tahun 2022. SDN 003 Bukit Padi 

      by. Edwin Kurniadi, S.Pd., Gr. 

 

Senin, 21 November 2022

2.2.a.9. Aksi Nyata - Modul 2.2


 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Kep. Anambas Tahun 2022.
SDN 003 Bukit Padi 

by. Edwin Kurniadi, S.Pd., Gr. 

2.2.a.5.2. Unggah Tugas Ruang Kolaborasi - Modul 2.2


 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Kep. Anambas Tahun 2022.
SDN 003 Bukit Padi 

by. Edwin Kurniadi, S.Pd., Gr. 

 

Kamis, 17 November 2022

2.2.a.7. - Modul 2.2 (Pertanyaan)

 Pertanyaan


  1. Apa hubungan emosional dengan kegiatan pembelajaran bagi anak-anak?, dan apa yang harus dilakukan oleh guru untuk mengatur dan mengembangkan emosi yang baik pada murid-murid?
  2. Apa hubungan emosional dengan kegiatan bermain anak-anak yang berdampak pada pemikiran dan emosi pada? bagaimana bagi orang tua dan guru untuk mengembangkan, mengatur emosi yang baik pada anak-anak melalui media bermain?
  3. Lingkungan sekitar merupakan pengaruh utama bagi anak usia dini, dari teman bermain mereka, lingkungan teman tempat tinggal dan pengaruh di dalam keluarga anak tersebut? Bagaiman peran orang tua guna mengawasi dan mengarahkan anak untuk menjadikan anak usia dini diatur agar memiliki pemikiran dan tindakan yang baik dari kecil?

Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Kep. Anambas Tahun 2022.
SDN 003 Bukit Padi 

by. Edwin Kurniadi, S.Pd., Gr. 

Rabu, 16 November 2022

2.2.a.4.1.e. Eksplorasi Konsep - Kasus 5

1. Situasi yang dialami Bapak ELing ialah merasa kewalahan dengan tugas tambahan disekolah, yang membuat dirinya tidak bisa menjadi guru yang baik karena kualitas mengajarnya menurun, sehingga Bapak Eling memutuskan untuk memundurkan diri. Awalnya tugas tambahan tersebut membuat dirinya merasa tertantang dan bermotivasi yang tinggi namun semakin banyak tugas yang dia terima memjadikan bumerang buat dirinya sendiri.

2. Kompetensi sosial emosional yang diperlukan Bapak Eling adalah Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab, seharusnya Bapak Eling mempertimbangkan baik - baik keputusan yang di ambil, masalah beban yang diterima bisa dibicarakan dengan Kepala Sekolah sehingga bisa mencapai tujuan yang diinginkan.Jika saya jadi Bapak Eling yang akan saya lakukan adalah mencoba melakukan refleksi diri dengan metode STOP, berdiskusi dengan kepala sekolah agar mendapat solusi yang terbaik. Berusaha untuk bisa membagi waktu dan bila ada tugas tambahan yang diberikan tapi saya tidak sanggup maka saya akan mengatakan tidak dan baiknya diberikan kepada guru lain. Yang terpenting adalah menjadi guru yang baik, mencerdaskan anak didik, melakukan pembelajaran yang menyenangkan. Karena itu merupakan tugas utama seorang guru.


2.2.a.4.1.d. Eksplorasi Konsep - Kasus 4


 1. Situasi yang dihadapi Bapak Eling adalah kecewa karena harus mengoreksi proposal tersebut sesuai dengan permintaan kepala Sekolah, akhirnya dengan perasaan takut tidak dapat menyelesaikan semua tugas dengan tepat waktu maka Bapak Eling langsung menunjuk Wakil Ketua untuk merevisi proposal tersebut.

2. yang diperlukan Bapak Eling adalah Kemampuan Bekerja Sama dan mengesampingkan konflik akibat perbedaan, karena ini sangat dibutuhkan seorang pemimpin, mengatur emosi saat terjadi hal - hal yang tidak diinginkan. Dalam setiap organisasi ataupun kepanitiaan pasti terdapat konflik akibat perbedaan, dan dengan kemampuan bekerja sama dan mengesampingkan perbedaan serta berpikir positif maka semua masalah dapat teratasi dengan baik. Jika saya jadi Bapak Eling yang akan saya lakukan adalah saya akan fokus dengan masukkan dan arahan Kepala Sekolah, seandainya proposal tersebut memang butuh direvisi maka saya akan berkoordiinasi dengan anggota panitia yang lain terlebih dahulu, bekerja sama meminta masukkan mereka. Berusaha bekerja semaksimal mungkin dalam membagi waktu, menjalin kerja sama dengan panitia lain untuk menghidari atau menyelesaikan konflik yang mungkin muncul sewaktu - waktu.


2.2.a.4.1.c. Eksplorasi Konsep - Kasus 3

 

1.Kompetensi Sosial dan Emosional yang dibutuhkan oleh Bapak Eling untuk menghadapi kasus tersebut adalah Bapak Eling harus berlatih untuk bisa berempati terhadap keadaan murid yang merupakan seorang atlet, yang harus berlatih keras untuk dapat menjadi juara dan membawa naik baik sekolah dan daerahnya. Setelah berempati, maka Bapak Eling tetap harus membuat murid tersebut mindfullnes , supaya hidupnya bermakna dengan tetap menjalankan keduanya dengan seimbang dan tidak ada yang dikorbankan, menjadi murid yang baik dan atket yang handal.  

2.Seandainyan saya adalah bapak Eling, maka saya akan melakukan latihan kesadaran penuh (mindfullnes) sehingga murid tersebut dapat mengerjakan kedua tugas sebagai murid dan atlet dengan seimbang. Memberikan nasehat yang berisi motivasi diri yaitu diminta untuk bisa membagi waktu supaya kedua kegiatan bellajar dan latihan dapat terlaksana dengan baik dan dapat mencapai tujuan menjadi murid yang berprestasi dan atlet yang handal.

2.2.a.4.1.b. Eksplorasi Konsep - Kasus 2


 

1. Terlalu banyak tugas dan amanah secara bersamaan, bapak Eling kurang tepat dalam memprioritaskan tugas mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Seharusnnya kita sebagai guru harus memprioritaskan tugas pokok kita sebagai Guru.

2. Kompetensi sosial dan emosional yang diperlukan Bapak Eling ialah fokus dan mengutamakan tugas utama dibandingkan tugas tambahan, dengan begitu semua tugas yang dibebankan dapat terlaksana dengan baik secara bersamaan.Sebagai seorang guru saya akan memprioritaskan tugas utama dulu dengan cara menyiapkan bahan ajar. Bahan ajar kita siapkan pada awal semester atau bahkan sebelum KBM dimulai, sehingga jika sewaktu - waktu kita sibuk dengan tugas tambahan lain, kita sudah mempunyai bahannya karena sudah disiapkan jauh - jauh hari. Satu atau dua hari sebelum KBM saya akan mengecek jadwal pada hari - hari besok dengan begitu bahan ajar yang akan kita bawahkan dapat kita selesaikan.

2.2.a.4.1.a. Eksplorasi Konsep - Kasus 1

1. Situasi yang dialami Bapak Eling karena kelelahan saat mengajar 3 kelas secara berurutan, Bapak Eling spontan mengeluarkan kata-kata dengan nada tinggi. “Jadi ini yang dari tadi kamu lakukan?”  Seisi ruang kelas terkejut.  Wajah Diana memerah.

2. Pak Eling juga harus memahami kondisi emosi anak karena mungkin juga ada tugas lain yang cukup mendesak sehingga anak tersebut terpaksa mengerjakannya.Jika saya menjadi Bapak Eling, setelah mengajar 3 kelas pastilah cukup menguras energi untuk itu sebelum masuk pada kelas berikutnya maka saya akan melakukan STOP (berhenti, menarik napas, dan lanjutkan). Hal ini penting karena akan merelaksasikan otot - otot dan pikiran kita sehingga emosi negatif yang diakibatkan kelelahan akan bisa terkontrol. Saat memeriksa tugas yang diberikan dengan mempelajari kondisi emosi anak maka saya akan bertanya kepada Diana tentang tugas yang saya berikan kemudian mengambil langkah selanjutnya tanpa harus berbicara dengan suara yang keras.




2.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.2

Selasa, 15 November 2022

2.2.a.3. Mulai dari Diri - Modul 2.2


Ø     Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

 

a.       Apa kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya?

1.      Kejadian tersebut terjadi saat semester 1 tahun pelajaran 2021. Saat itu pembelajaran tatap muka terbatas telah mulai berjalan. Ada banyak harapan bisa memberikan pembelajaran yang efektif buat murid di sekolah. Tapi kenyataannya melihat kondisi murid menjalani proses belajar di kelas ada perasaan sedih, kecewa dan khawatir. Bagaimana tidak setelah pembelajaran tatap muka di sekolah mulai berlangsung setelah lebih kurang 2tahun di daring justru murid belajar menjadi tidak fokus dan susah mengikuti pembelajaran yang efektif.

 

  1. Bagaimana Anda menghadapi krisis tersebut (coping)? Bagaimana  Anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis  tersebut?

2.      Meskipun saya merasa khawatir dan merasa sulit dengan kondisi murid yang saya ampu khusus nya di mapel pjok. Tetapi hal tersebut tidak membuat saya marah atau pun putus asa dengan keadaan mereka. Saya tetap berusaha mencari solusi atas masalah ini dan saya juga mengajak rekan sejawat yang lain berkolaborasi dan berdiskusi mencari jalan dalam mengatasi masalah yang terjadi tersebut. Melakukan pembelajaran dengan berbagai metode dan strategi untuk membuat pembelajaran menarik.

 

  1. Gambarkan diri Anda setelah melewati krisis tersebut.

    • Apa hal terpenting yang telah Anda pelajari dari krisis tersebut?
    • Bagaimana dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri Anda dalam menjalankan peran sebagai pendidik?

3. Hal terpenting yang saya pelajari dari kondisi tersebut adalah bahwa atas kejadian tersebut saya mulai belajar banyak hal dan bahwa seseorang guru harus memiliki kemampuan dan teknik mengajar dengan baik. Dan juga memiliki kemampuan untuk memahami dan menghadapi murid berarti macam karakter.

Dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri saya dalam menjalankan peran penting sebagai pendidik adalah saya menjadi pribadi Yang ingin selalu memperbaiki diri dan harus belajar lebih banyak lagi

 

d.      Sebagai pendidik, Anda tentu pernah bertemu murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Setujukah Anda bahwa faktor-faktor tersebut membantu ia menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal di sekolah? Jelaskan jawaban Anda dengan bukti atau contoh yang mendukung.

 

4. Ya. Setuju . Saya juga mempunyai murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain dan faktor faktor tersebut sangat mempengaruhi proses belajar karena terlihat jelas dalam menjalankan proses belajar di kelas.

 

e.       Dari kedua refleksi di atas, apa yang dapat Bapak/Ibu simpulkan tentang hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis Anda dan pembelajaran murid Anda?

5. Yang dapat saya simpulkan tentang hubungan antara kompetisi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis dan pembelajaran murid tidak tergantung pada kemampuan kognitif saja tetapi ada aspek lain yang mempengaruhi yaitu aspek perkembangan sosial dan emosional. Aspek sosial emosional sangat berpengaruh terhadap perilaku murid kepada dirinya, orang lain dan lingkungan.

f. Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?

Silahkan kemukakan  Harapan bagi diri sendiri ?

6. Saya berharap pembelajaran sosial emosional ini menjadi langkah awal dan modal dasar yang akan menambah ilmu pengetahuan tentang pemahaman karakter murid dan kedepannya bisa meningkatkan pula kemampuan untuk mengelola kompetisi sosial emosional dalam diri dengan lebih baik lagi.

g. Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?

Silahkan kemukakan  Harapan bagi murid-murid Anda ?

7. Murid adalah generasi penerus perjuangan bangsa.

Mereka lah kelak bangsa dan negara ini yang maju yang bisa membangun dan berkompetisi baik di sekitar lingkungan di sekolah ataupun pun di daerah nya masing-masing. Penanaman karakter baik termasuk pengelolaan sosial emosional.



Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Kep. Anambas Tahun 2022.
SDN 003 Bukit Padi 

by. Edwin Kurniadi, S.Pd., Gr.